Wednesday, July 2, 2014

Angka Delapan Buat Bintang

Duh..
Kok makin hari makin berat ya? Bintang kembali mengeluh.
Sudah berapa hari ini Bintang memang tak henti bercerita tentang kekhawatiran dia akan bobotnya. Jarum timbangan selalu bergerak ke kanan dengan lugas. Langkah pun mulai lambat tak seenerjik dulu. Sudah waktunya Bintang melakukan sesuatu!

Niat Bintang nyatanya didukung perusahaan. Kantor mengadakan acara olah raga setiap pulang kantor dengan cuma-cuma. Yes! Bintang nyaris meloncat kegirangan. Mulai besok dia akan ikut Taebo. Olahraga yang belum pernah dia ikuti sebelumnya. Dia gelisah menunggu esok hari. Malamnya dia menyiapkan perlengkapan dengan semangat. Celana training, kaos, baju dalam ganti, handuk.... mmm apa lagi ya? Rasanya sudah semua.

Esoknya sepulang kantor, Bintang tak main-main dengan niatnya. Pukulan demi pukulan dan tendangan dia lakukan dengan tabah. Tak bisa digambarkan peluh yang dihasilkannya. Dia sangat bahagia tapi juga sangat lelah. Setelah taebo berakhir, dia nyaris kepayahan. Duduk sambil meneguk air putih. Nasi padang mulai merasuki pikirannya. Tapi tidak! Tekad Bintang sudah bulat, daripada tergoda dengan makanan macam-macam, dia memutuskan untuk cepat pulang. Tapi duh.. toiletnya penuh. Tentu saja. Orang-orang pada antri ganti baju disana.

Males banget harus antri. Tatapan mata Bintang tertuju ke ruang meeting yang sepi. Tak pikir panjang, Bintang melangkah kaki ke ruang besar nan temaram itu. Cepat-cepat Bintang mengambil tempat tersembunyi di belakang pintu. Proses ganti baju berlangsung sedemikian cepat, karena Bintang tak mau ketahuan orang lain. Bintang pun langsung menuju lift untuk pulang. Tak lupa dadah ke orang-orang yang sedang berkumpul mengantri di depan toilet. Duluan yaaaa!

...

Esoknya seperti biasa pagi hari Bintang sudah di meja. Segar bugar dan sibuk dengan cermin dan catokan rambut seperti biasa sambil bernyanyi-nyanyi sumbang. Keasikannya itu sedikit terganggu ketika Pak Asep, offfice boy yang piket pagi itu dengan muka pucat datang menghampiri sambil memegang sebuah benda. Benda itu seperti angka delapan berwarna putih agak gelap. Pak asep memegangnya dengan hanya jari telunjuk dan ibu jari. Raut mukanya menyiratkan sedikit jijik.
"Neng, dupi ieu nu saha, nya?" Jigana kakantun di ruang meeting.
(Neng kalau ini punya siapa ya? Kayaknya ketinggalan di ruang meeting)
DEG!! Dengan serta merta Bintang menghentikan nyanyiannya. Tangannya reflek dengan sangat cepat merebut benda itu.
"Eh..Duka nu saha Pak Asep, jigana mah nu olahraga sonten kamari.
(Eh.. Ga tau punya siapa Pak Asep, kayaknya punya yang olahraga sore kemarin)
Sambil lirik kanan kiri takut ada orang lain yang melihat, Bintang cepat memasukan celana dalam agak basah tersebut ke tasnya.

Hari itu Pak Asep minta izin pulang. Tidak enak badan katanya.

Sunday, November 18, 2012

Bandeng Presto

Hari Jum'at kejepit. Hampir semua karyawan gak masuk kerja dan ikut cuti bersama.
Tapi tidak dengan Bintang.
Sebenarnya Bintang kesal dengan dirinya sendiri. Kok bisa-bisanya jatah cutinya habis. Padahal dia sebenarnya ingin ikut cuti bersama juga. Kebetulan Mas Purwa sahabatnya yang super baik datang. Asik juga bisa morotin dia, pikir Bintang. Gagal deh acara penganiayaannya.

Tapi biarlah, toh di kantor juga sepi. Malah asik, pikirnya. Bintang tak harus sembunyi-sembunyi lagi catok rambut di kantor, dia juga tak harus menahan bunyi kentut miliknya sendiri. Setelah masuk absen, Bintang browsing sebentar, kemudian membaca panduan produk perusahaan secara sekilas sambil melentikan bulu matanya. Bintang bertekad akan terlihat cantik, walau teman-teman kantor tak ada melihatnya.

Keasikan Bintang terusik ketika handphonenya berdering. Dengan malas Bintang melihat layar handphone dengan sudut matanya. Ih, nomor siapa, kayaknya ga kenal. Eh, sebentar... kayaknya ini nomor si Harvi, teman Bintang pemasok pie apel. Sambil meletakan pelentik bulu mata, Bintang menyambar handphone.

Eh Harvi. Ngapain telpon-telpon eike!
Engga! gua gak bakalan nitip absen.

..Bin..

Enak aja. Gua dah nyampe kantor taooooo.
Gini-gini gua juga masuk kantor di saat lo libur.
Hih.

Bintang nyerocos tanpa memberi kesempatan lawannya bicara.
..Bin..

Ih kurang ajar, lo Harvi!
Biasanya juga mbak Bintang, ini maen bun ban bin bin
Mau apa?! Mau ngasih pie apel lagi ya?!
Boleh deh.. kalo lo mau ngasih lagi mah..

..Bin.. kali ini suara lebih keras.
Itu Bandeng Presto sudah nyampe?

DEG!
Bintang mulai nggak enak,.
Kayaknya kemarin-kemarin sempet ada yang bilang-bilang Bandeng. Tapi siapa ya.
Bintang berpikir keras mengingat-ngingat.
YAAA ALLLOHHHH!! itu kan boss aku!

Pak Bimbim maaf... Eh, iya Bandeng nya sudah nyampe pak. Terimakasih pak. Maaf ya pak.
Cerocos Bintang membabi buta.

Kamu ini! Pagi-pagi sudah error!
Giliran disebut makanan aja, baru inget!

Bintang tak bisa berkata lagi.
Seharusnya hari itu Bintang cuti bersama saja.

Thursday, July 5, 2012

Celebrity Life

Bandung Panaaasss!
Sebel banget. Mana Bintang harus ke kampus lagi.
Ya. Ini adalah cerita Bintang di kala masih kuliah.
Ugh! Kuliah siang memang bikin males. Agak segan memikirkan harus berada di jalan yang macet di siang bolong. Begitu pikir Bintang.  Untunglah Bintang sering diantar Bapaknya, atau kadang supirnya. Kadangkala hidup Bintang memang tak beda dengan selebriti.

Kali ini pun Bintang sedang duduk di kursi depan mobil dengan nyaman. Tidak harus nyetir pula. Jadi, perjalanan ke kampus terasa lebih ringan. Dia sangat suka memandang jalanan sambil melamun. Apalagi tape mobil menyiarkan siaran radio kesukaannya. Jendela mobil sengaja dibuka agar angin segar menerpa. Hari yang sempurna, pikir Bintang.

Sebenarnya sambil memandang jendela, Bintang sering melamun, pikirannya berkelana. Tidak bisa disalahkan juga sih. Melamun sambil ditemani semilir angin memang bikin nyaman. Tapi, tiba-tiba lamunannya terganggu sekelompok pengamen. "Ih.. ganteng-ganteng... cuco' bo. Mudah-mudahan saja mereka menyanyikan lagu Matta, Kamu Ketahuan". Dan memang itu yang mereka nyanyikan. Impian Bintang terkabul. Bintang sangat bahagia. Langsung saja dia mengambil segenggam uang recehan di dashboard mobil untuk diberikan pada si pengamen.

Nuhun... Nuhun.. Teh. 
Sami-sami! jawab Bintang.
Tapi kemudian pak sopir disampingnya bilang dengan agak ketus: "Neng, engke gentosan nya!"
Bintang kaget. Dia lupa kalau saat ini dia sedang duduk di angkot jurusan Cicaheum - Ciroyom.
Sambil tersipu dia menjawab: Eh.. muhun. Punten hilap. Sugan teh mobil abdi.

Wednesday, November 24, 2010

Suasana Tak Nyaman - The Return

Pagi yang cerah.
Sengaja Bintang datang lebih pagi. Biar bisa ngerjain kerjaan lebih cepat. Dan Bintang bertekad tak akan memulai hari dengan sebuah kebodohan.
Bintang tiba di lobby gedung dengan bersenandung. Gedung itu masih sepi. Yang ada hanya para satpam yang bekerja dari kemarin malam dan menunggu pergantian shift untuk pulang.
Bintang setengah berlari menghampiri pelataran lift. Tak lama kemudian pintu lift pun terbuka. Tak ada siapa-siapa. Bintang pun masuk.

Tapi kemudian, ketika pintu lift merapat, ada sebuah tangan yang terburu-buru menahan laju pintu lift. Sesosok wajah familiar pun masuk.

DEG! Senandung Bintang terhenti seketika. Yang masuk ternyata adalah si ganteng karyawan Bank Kota. Ah, Sial! Bintang seakan mati kutu, kenangan-kenangan memalukan sebelumnya seakan tergambar jelas di benakknya. Bintang pun menutup mata.

Tapi apa daya, Bintang kembali tergoda untuk mencuri pandang si ganteng. Tapi...kok ada yang beda? apa ya? Setelah melihat dari ujung kepala ke ujung kaki Bintang menemukan keganjilan itu. Ternyata di kepala si ganteng ada sepetak rambut yang tak rata. Sebuah pitak!
Tapi kemudian Bintang tak berani meliriknya lagi. Dia mengambil tempat menjauh di sudut lift.
Si ganteng seperti biasa menekan lantai 7, Bintang masih ke lantai 12.

Keheningan kemudian mengiringi mereka.

Tiba-tiba lift terbuka di lantai 5. Karyawan bank kota lain berhamburan masuk. Lift menjadi sesak. Salah seorang karyawan itu tak sengaja menginjak kaki Bintang.
Bintang kaget, dan spontan berteriak: eeeehhhh PITAK!!

Sontak semua isi lift ribut. Si ganteng langsung melirik tajam ke sudut tempat Bintang terhimpit.

Bintang tak berdaya.

Monday, October 25, 2010

Kijang Bintang

Bintang punya mobil baru!!
Memang sih..bukan baru banget alias seken. Tapi mobil kijang warna silver ini bener-bener bikin Bintang senang. Seringkali dia ngajak temen2nya untuk pulang bareng. Tapi banyak yang dengan sopan menolaknya. Aku gak pernah menyalahkan mereka sih. Soalnya aku sudah tau banget adat dan kebiasaan Bintang kalo di mobil. Selain sering ngebut, Bintang juga sering menyanyi sambil nyetir. Dan kalau dia sedang menyanyi….percayalah, anda tak ingin berada di dekatnya!

Walau ugal2an, Bintang sangat sayang sama si Kijang itu. Bintang tak pernah lupa mencuci mobil. Kalau gak sempet ke carwash, Bintang suka minta tolong sama OB kantor. Favorit dia si Deden. Soalnya dia gesit dan cepet kerjanya. Tapi pernah sih Deden ini nyaris kena marah Bintang. Soalny,a suatu hari dia nyuruh Deden buat nyuci mobilnya dan tak lama kemudian Deden selesai..”Atos teh Bintang! Atos dikumbah mobilna, bersih. Kinclong!” Bintang pun bahagia, “Alus Deden! Nuhun! Ieu buruhna! Sambil memberi tanda jempol.

Tapi setelah Bintang ke parkiran untuk pulang, dia heran, kenapa mobilnya masih kotor. Tak jauh, ada laki-laki pegawai Bank Kota yang menyiratkan kebingungan yang sama. Bintang pun menoleh, dan serta merta dia tau kenapa mereka bingung! Ternyata si Deden salah nyuci mobil. Dia malah nyuci mobil si ganteng dari Bank Kota ituh! Huh! Awas saja besok! Si Deden pasti kena damprat!
Tapi, ah…mungkin si Deden salah kira. Merk dan warnanya memang sama. Kemarahan Bintang mereda. Besok aja nyuruh si Dence buat nyuci lagi. Dia memang terkenal baik dan sayang sama OB.

Sudahlah..yang penting sekarang waktunya pulang, pikir Bintang. Bintang pun manasin mobil, tak lupa nyetel kaset yang entah sudah berapa kali dia putar. Tak lain dan tak bukan, Agnes Monica. Bintang menyetir seperti biasa, mengarungi macetnya kota Bandung tercinta. Hari itu sepertinya kok macet makin parah. Bintang masih ceria sambil menyanyi keras-keras lagu Agnes favoritnya…MEMANG CINTA TAK BISA…
Satu jam berlalu. Macet memang parah hari itu. Bintang sudah sampai di depan Pizza Hut Buah Batu. Dia tak lagi menyanyi. Bahkan di wajahnya menyiratkan gurat kekhawatiran. Jarinya mengetuk2 setir. Tapi dia masih tetap mencoba tenang dan bersenandung.
Tapi oh…macet tak bersahabat kali ini. Bintang benar2 panik. Dia mulai melihat kiri kanan. Tuhan…aku pingin pipis! Bagaimana ini! Tak ada tempat berhenti! Dalam kepanikan itu akhirnya Bintang merasakan air hangat di pahanya mengucur tak tertahankan lagi.

...

Ajaibnya kemacetan seakan sirna. Bintang langsung menginjak gas dalam2. Dan tak lama sampai di depan rumahnya.

Tapi kemudian dia panik, bagaimana menyembunyikan noda basah di bajunya?? Tanpa pikir panjang dia membuka botol Aqua dan menumpahkan isinya ke pangkuannya. Sambil keluar dari mobil, dia ketemu si bibi penunggu rumah. “Aduh bibi, tadi sebel deh, Bintang mau minum tapi tumpah!” Si bibi menoleh curiga, tak seperti biasanya Bintang ngajak ngobrol. Dan si bibi lebih curiga lagi, tiba-tiba kok muncul bau tak sedap?

Lalu apa kabar dengan si Kijang tersayang?
Bintang menjualnya.
Semoga pemiliki berikutnya tak bernasib sial. Amin.

Tuesday, October 27, 2009

Latihan Lapar

Aduh! Hectic! Riweuh! Besok mulai kerja lagi!!
Ya, betul! Hari ini adalah hari terakhir Bintang cuti panjang gara-gara melahirkan.
Harus mulai latihan, nih, pikir Bintang.
Latihan nyetir lagi. Latihan ninggalin rumah. Latihan ninggalin bayi.
Okay, no problem, Bintang pun akhirnya jalan-jalan keliling Bandung.
Bosen juga.
Ke rumah Ayu, ah. Bintang teringat menjenguk Ayu, temennya yang baru saja melahirkan. Disana dia bergosip ria tentang pernak pernik bayi dan serba serbi kehamilan. Disana dia tidak cukup dijamu dengan biskuit dengan kue keju. Tapi dia juga bilang ingin disuguhin nasi padang. Hmmm..tak lazim memang.
Udah ah, sudah cukup jalan-jalannya.
Dia harus pulang.
Bintang bahagia. Sekaligus juga tegang karena harus bekerja kembali.
Semua pikiran itu membuatnya lapar kembali.
Waktunya ke KFC ah! gak akan makan nasi tapinya. Takut gemuk (hal yang terlambat dia sadari).
Yes! untung kosong.
Dengan tergopoh-gopoh dia menuju kasir.

Mba KFC: Selamat siang, mba, mau pesan apa?
Bintang: Mbak, saya mau TSUNAMI, dua! dibawa pulang!
Mba KFC: ??????errr
(hening sesaat)

Bintang: iya, dua! cepetan TSUNAMI nya
Mba KFC: errr..Tsunami itu kayak apa ya, mba?
Bintang: Ih si Mba!!!! Itu tuh yang kayak di gambar itu (sambil nunjuk)
Mba KFC dan semua pengunjung KFC: ohhhh..itu Twister mba, namanya.
Bintang: Oh iya...sama-sama dari "T" ini lah!

Bintang memang tak akan berubah. Jangan khawatir.

Tuesday, July 14, 2009

Teman Lama

Teman-teman sekalian, Bintang kali ini sedang hamil. Kecintaan dia akan anak kecil, terutama anak teman-temannya semakin menjadi-jadi. Walaupun anak-anak itu sebetulnya trauma jika bertemu Bintang.
Selama hamil tingkat lapar Bintang meningkat sepuluh kali lipat. Pernah suatu kali Bintang makan Pizza satu Loyang, martabak, bakpao dan sop kikil untuk satu kali makan siang. Tak apa-apa lah, toh dia memang makan untuk dua orang.
Sore ini pun tak terkecuali. Bintang sangat kelaparan. Kulkas kosong. Lemari dapur sama saja. Sial! Waktunya belanja. Gak apa-apa, toh kemarin baru saja gajian.
Yuhuuu! Party Time!! Bintang blingsatan melihat berbagai jenis makanan yang ada di Yogya Dept. Store! Segera saja dia memenuhi keranjang belanjaan dengan aneka ragam makanan. Permen, tom yam instan, buah-buahan, Fanta, Biskuat, Susu ultra, gery biscuit, kerupuk udang, tim-tam, silverqueen, dan beng beng rasa capuccino, semua dalam kemasan kardus. Ditambah lagi daging has dalam, ceker ayam, hati sapi, ati ampela dan babat lengkap dengan bumbunya.
Ah sudah. Mending cepet-cepet ke kasir. Takut antrian makin panjang.
Sambil ngantri Bintang celingak celinguk, kali aja ada yang kenal, buat temen pengusir bĂȘte.
Dan benar saja.

JOJOOOOOOOOOOOO!!!! Teriak Bintang.
Memang Bintang sudah lama sekali tak bertemu temen sekantornya dulu yang sekarang sudah menjadi ibu rumah tangga.
Ya Ampun Mbak Bintanggg!! Kangen banget. Jawab Jojo yang memang sudah sama-sama kangen.
Mereka berpelukan. Bagaikan dua beruang.
B:Jojooooo!! Apa Kabar!
J: Baik Mba Bintang! Mba Bintang lagi hamil ya?!
B: Iya. Kamu kok makin besar sih. Lucu banget ih!
Bintang mencubit pipi Jojo yang memang makin tembem. Tak peduli dengan tatapan orang-orang di supermarket itu
Dan Oh My gat! Anak kamu juga lucu banget. Bintang menghampiri anak kecil lucu yang sedang digendong laki-laki di pinggir Jojo.
Pipinya juga temben sama kaya kamu! Tak lupa Bintang memberi cubitan sayang.
J: Mbb….
B: Sini Sayang! Sini Sama tante Bintang!!
Anak itu mulai menangis.
B: Jangan nangis sayang! Ini tante Bintang. Temannya mama!
B: Yuk..cup..cup sambil mengulurkan tangan.
J: Mba Bin..!
B: Ih Jojo, ini suaminya juga gak dikenalin!
J: Mba Bintang!! Eta mah lain anak jojo! Jojo mah teu mawa budak! (Itu bukan anak Jojo! Jojo mah gak bawa anak).

Bintang terdiam. Tangisan si anak lucu itu makin keras.