Tuesday, February 20, 2007

Suasana tak nyaman

Pernahkah anda berada di sebuah tempat yang sempit --well, tepatnya tidak terlalu luas-- yang penuh dengan orang-orang yang tidak anda kenal, seperti dalam angkot, ruang tunggu dokter, atau lift? Jika pernah, anda pasti mengerti seringkali kita bingung mau berbuat apa, liat pemandangan sekitar, mengamati ”penghuni” lain, atau curi dengar percakapan orang lain. Kalau aku seringkali ikut curi dengar, kadang ada yang lucu, malah kita suka ikutan tersenyum. Kalau sebatas itu sih, wajar menurut aku. Asal Jangan lebih dari itu.
Kantor aku dan Bintang merupakan sebuah gedung besar yang disewa tidak hanya oleh perusahaan kita saja. Tapi juga oleh perusahaan lain. Salah satunya Bank Kota. Kalau kita datang pagi lift yang kita pakai pasti akan penuh sesak. Tidak terkecuali Senin itu.
Bintang datang di pagi hari. Setelah memijit tombol, dia masuk didalam lift tersebut bersama segerombolan karyawan pria Bank Kota. Para laki-laki itu tergopoh-gopoh dan sambil menunggu lift tiba di lantai 7, mereka saling mengobrol. ”Sial ya, sudah hari senin lagi. Pasti sibuk banget, Bos-bos dari Jakarta pasti datang dan ngadain meeting”
Bintang yang seharusnya diam saja (karena memang tidak kenal) tiba-tiba menjawab: ”He..eh ya.”
(gubrag) Para laki-laki itu langsung terlihat bingung.
Untung saja lift tiba di lantai 7.

Ternodanya sebuah sosok penuh wibawa

Hari-hari pertama kami bekerja. Aku masih menganggap dia orang yang penuh wibawa.
Sampai suatu ketika dia bercerita.
Sebelum bekerja di perusahaan ini, hidupnya sangat glamour. Penuh hura-hura mengingat pekerjaan sambilan dia sebagai sebuah reporter di salah satu radio anak muda terkemuka di kota Bandung. Dia sering melenggang di acara-acara temu artis maupun konser-konser.
Suatu hari dia mendengar bahwa artis favoritnya KLa Project akan ke Bandung. Tentu saja dia tidak mau kehilangan momen untuk mengikuti temu fans band asal Yogyakarta. Kali ini dia tidak mau disuruh sebagai reporter. Pokonya aku mau datang sebagai FANS BERAT!! Tidak mau diributkan urusan kerjaan. Akhirnya pihak radio mengalah.
Momen yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Bintang sudah dandan habis-habisan dan dengan manis tapi tetap waspada dia duduk di sebuah ruangan hotel berbintang menunggu artis pujaannya tiba. Tak lama mereka pun tiba. Bintang girang tiada terkira. Dia menjerit-jerit mengelu-elukan nama mereka. Sama seperti fans berat lainnya. Sang MC pun membuka acara. Singkat kata, tibalah saatnya kuis berhadiah memorabilia sang idola. Bintang sudah pasang ancang-ancang bak seekor doberman.
“Sebutkan salah satu nama personil KLa Project?”
”Saya...saya..saya”. Tiba-tiba saja ruangan itu menjadi sangat gaduh.
Kali ini Bintang diuntungkan oleh postur tubuhnya.
”Ya. Kamu?”
Bintang spontan menjawab dengan suara sangat lantang: ”DAAN ARIA!”
dan tiba-tiba saja ruangan itu menjadi hening. sangat hening.

Pertemuan Pertama


Aku bertemu Bintang pertama kali pada saat tes kesehatan untuk seleksi masuk sebuah perusahaan ternama di Indonesia. Saat itu aku sangat terpana, sosoknya penuh wibawa. Terlihat jelas bahwa beliau merupakan keturunan pemimpin ternama di dunia. Ya, sorot matanya mengingatkan aku akan Jengis Khan, pemimpin Mongolia yang sangat terkemuka. Badannya tinggi besar. Jauh diatas rata-rata wanita normal kebanyakan.
Saat itu dia memakai kemeja putih dan rok span berwarna hitam. Andaikan rok itu berwarna hijau tua aku pasti akan menganggap dia jajaran warakawuri. Tapi tidak. Rok span sebatas dengkul yang dia kenakan berwarna hitam. Oleh karena itu aku yakin dia tidak akan ditempatkan di customer service, pasti di bagian penjualan. Tepatnya direct selling. Tapi aku berpikir kembali...perusahaan ini kan tidak menjual odol maupun semir sepatu??
Lambat laun aku paham. Ternyata dia menggunakan rok span itu agar terlihat agak manis.
Aneh.

Pendahuluan

Blog ini sepenuhnya akan menceritakan kisah perjalanan hidup teman dekatku, namanya Bintang Kejora.
Tokoh Bintang Kejora ini adalah tokoh rekaan, jadi bila terdapat kesamaan karakter, atau mengaku “itu saya..itu saya”. Hal itu hanyalah kebetulan belaka.