Sunday, March 2, 2008

Suasana Tak Nyaman -- The Trilogy

Tidak ada pilihan lain. Bintang harus mengambil langkah tegas. Karena kalau terjadi lagi sesuatu yang memalukan dengan melibatkan cowok-cowok ganteng penghuni lantai 7 itu, bukan hanya reputasi bintang saja yang akan rusak, tapi perusahaan besar tercinta pun pasti akan tercoreng.
Bintang pun diberi saran agar hanya boleh naik lift jika didalamnya orang yang dikenal saja, jika gak kenal sama sekali lebih baik menunggu lift selanjutnya.
Kali ini tekad bintang sudah bulat.
Hari itu untungnya lift kosong. Soalnya dia agak terlambat. Dari dokter gigi dulu.
Sebetulnya aku agak sebal sama dia minggu-minggu ini. Semenjak kedatangan General Manager baru di kantorku, dia tak henti-hentinya membicarakan pak Yogo Supribambang itu.
Mas, dia tuh penuh karisma banget ya. Inget ga dulu ada aktor ganteng angkatan Roy Marten. Aduh siapa ya namanya?? oh iya..PONG HARJATMO!!
Seumur-umur dalam hidup aku, Bintang adalah satu-satunya yang mengagumi aktor bermuka mesum itu.

Kembali ke lift.
Tidak ada hal yang beres dengan bintang.
Naik lift dengan banyak orang dia suka ikut campur. Naik lift sendirian suka melamun.
Kali ini pun begitu. Kepala Bintang penuh dengan lamunan.
Bel berdentang.
Tepat di lantai 9 pintu lift membuka.
Dan tampak seseorang yang Bintang kenal sedang berjalan.
Oh My God...itu kan?.....
“PAK YOGO!!!” tanpa sadar Bintang berteriak.
“Eh, kamu!” Pak Yogo menoleh. Dan langsung masuk ke lift tersebut.
Aduh Tuhan... Bintang menyesali teriakannya itu. Sekarang ia satu lift dengan orang yang dikaguminya! Tapi dia gemetar, tak dapat mengeluarkan satu kata pun.
Bel berbunyi kembali. Tanda telah sampai di Lantai 12.
Tiba-tiba Pak Yogo memecah kesunyian.
"Lho kenapa saya naik lift? Saya kan mau ke toilet".
Dia menolehkan mukanya ke arah Bintang. "Kamu sih, tadi manggil-manggil!"

Bintang pucat, serasa ingin mati saja.

No comments: